Kamis, 21 Maret 2013

Ketika Aku Sudah Tua..

Ketika aku sudah tua, bukan lagi aku yang semula.
Mengertilah,bersabarlah sedikit terhadap aku.

Ketika pakaianku terciprat sup, ketika aku lupa bagaimana mengikat sepatu,
ingatlah bagaimana dahulu aku mengajarmu.

Ketika aku berulang-ulang berkata-kata tentang sesuatu yang telah bosan kau
dengar, bersabarlah mendengarkan, jangan memutus pembicaraanku.

Ketika kau kecil, aku selalu harus mengulang cerita yang telah beribu-ribu
kali kuceritakan agar kau tidur.

Ketika aku memerlukanmu untuk memandikanku, jangan marah padaku.
Ingatkah sewaktu kecil aku harus memakai segala cara untuk membujukmu mandi?

Ketika aku tak paham sedikitpun tentang tehnologi dan hal-hal baru, jangan
mengejekku.
Pikirkan bagaimana dahulu aku begitu sabar menjawab setiap “mengapa” darimu.

Ketika aku tak dapat berjalan, ulurkan tanganmu yang masih kuat untuk
memapahku.
Seperti aku memapahmu saat kau belajar berjalan waktu masih kecil.

Ketika aku seketika melupakan pembicaraan kita, berilah aku waktu untuk
mengingat.
Sebenarnya bagiku, apa yang dibicarakan tidaklah penting, asalkan kau
disamping mendengarkan, aku sudah sangat puas.

Ketika kau memandang aku yang mulai menua, janganlah berduka.
Mengertilah aku, dukung aku, seperti aku menghadapimu ketika kamu mulai
belajar menjalani kehidupan.

Waktu itu aku memberi petunjuk bagaimana menjalani kehidupan ini, sekarang
temani aku menjalankan sisa hidupku.

Beri aku cintamu dan kesabaran, aku akan memberikan senyum penuh rasa
syukur, dalam senyum ini terdapat cintaku yang tak terhingga untukmu

Tujuh Buah Kata

Tujuh Buah Kata
Aku tahu aku berbeda dari anak-anak lain. Dan aku amat membencinya. Ketika aku mulai bersekolah, teman-teman selalu mengejekku, maka aku semakin tahu perbedaan diriku. Aku dilahirkan dengan cacat. Langit-langit mulutku terbelah. Ya, aku adalah seorang gadis kecil dengan bibir sumbing, hidung bengkok, gigi yang tak rata. Bila berbicara, suaraku sumbang, sengau dan kacau. Bahkan aku tak bisa meniup balon bila tak kupejek hidungku ert-erat.
Jika aku minum dengan sedotan, air akan mengucur begitu saja lewat hidungku.
Bila ada teman sekolahku bertanya, “Bibirmu kenapa?” Aku katakan bahwa ketika aku bayi, aku terjatuh dan sebilah pecahan beling telah membelah bibirku.
Sepertinya aku lebih uka alasan ini daripada mengatakan bahwa aku cacat semenjak lahir. Saat berusia tujuh tahun, aku yakin tidak ada orang selain keluargaku yang mencintai aku. Bahkan tidak ada yg mau menyukaiku.
Saat itu aku naik ke kelas dua dan bertemu dengan Bu Leonard. Aku tak tahu apa nama lengkapnya. Aku hanya memanggilnya Bu Leonard. Beliau berparas bundar, cantik, dan selalu harum. Tangannya gemuk. Rambutnya colat keperakan. Matanya hitam lembut yang senantiasa tampak senyum meski bibirnya tidak. Setiap anak menyukainya. Tetapi tak ada yang menyintainya lebih daripada aku. Dan aku punya alasan tersendiri untuk itu.
Pada suatu hari ketika sekolah melakuan test kemampuan pendengaran, yaitu mendengar kata yng dibisikkan dengan satu telinga ditutup bergantian. Terus terang sulit bagiku untuk mendengr suara-suara dengan satu telinga. Tidak ada orang yang tahu akan cacatku yang satu ini. Aku tak mau gagal pada test ini lalu menjadi satu-satunya anak dengan segala cacat disekujur tubuhnya.
Maka aku mencari akal untuk menyusun rencana curang.
Aku perhatikan setiap murid yang ditest. Test berlangsung demikian. Setiap murid diminta berjalan kepintu kelas, membalikan tubuh, menutup stu telinga dengan jari, kemudian bu guru akan membisikkan sesuatu dari meja tulisnya. Lalu murid diminta untuk mengulangi perkataan bu guru. Hal yang sama dilakukan pada telinga yang satunya. Aku tak menyadarai ternyata tak ada


seorang pun yang mengwasi apakah telinga itu ditutup dengan rapat atau tdak.
Kalau begitu aku akan berpura-pura saja menutup telingaku. Selain itu, aku tahu dari cerita murid-murid yang laim bu guru biasanya membisikkan kata-kata seperti, “Langit itu biru” atau “Apakah kau punya sepatu baru?”
Kini tiba pada giliran terakhir, gilirnku. Aku berjalan ke luar kelas, membalikkan tubuh lalu menutup telingaku yang cacat itu dengan kuat tetapi kemudian perlahan-lahan merenggankannya sehingga aku busa mendengar kata-kata yang dibisikkan oleh bu guru. Aku menunuggu dengan berdebar-debar kata-kata apa yang akan dibisikkan oleh Bu Leonard. Dan Bu Leonard, bu guru yang cantik dan harum, bu guru yang au cintaiitu, membisikkan tujuh buah kata yang telah mengubah hidupku selamanya. Ia berbisik dengan lembut, “Maukah kau jadi putriku, wahai gadis manis?” tanpa sadar aku berbalik, berlari, memeluk bu leonard erat-erat, dan membiarkan seluruh air mataku tumpah di tubuhnya.

Jumat, 15 Maret 2013

Seberapa Pintar Kah Anda?

Apakah Anda Cukup Pintar?

--------------------------------------------------------------------------------

D ibawah ini ada empat ( 4 ) pertanyaan dan satu pertanyaan bonus. Jawablah semua tanpa banyak pikir. Cuma boleh berpikir sedetik, jawab segera. OK?

Ayo cari tahu, seberapa pintar anda… .

Siap? GO!!! (gulung layar)

Pertanyaan pertama:

A nda ikut berlomba. Anda menyalip orang di posisi nomor dua. Sekarang posisi anda nomor berapa?

~~~~~~~~~~~~ ~~~~~~~~~ ~~~~~~~~~ ~~~~~~~~~ ~~~~~~~~~ ~~~~~~~~~ ~~~~~~~

Jawaban: Jika anda menjawab Nomor Satu, anda SALAH BESAR! Jika anda menyalip orang nomor dua, sekarang andalah yang ada di posisi nomor dua!

Jangan ngaco lagi, ya?.
Sekarang jawab pertanyaan kedua,
tapi jangan berpikir lebih banyak daripada ketika menjawab pertanyaan pertama tadi, OK ?

Pertanyaan Kedua:
Jika anda menyalip orang di posisi terakhir, sekarang anda di posisi…?
(gulung layar)

~~~~~~~~~~~~ ~~~~~~~~~ ~~~~~~~~~ ~~~~~~~~~ ~~~~~~~~~ ~~~~~~~~~ ~~~~~~~

Jawaban: Jika anda menjawab anda orang kedua dari terakhir, anda SALAH LAGI… Coba, bagaimana caranya menyalip orang TERAKHIR?

Anda sebetulnya tidak terlalu pintar, ‘ kan?

Pertanyaan ketiga:
Hitung-hitungan yang pelik! Catatan: kerjakan di pikiran anda saja.
JANGAN gunakan kertas atau pensil atau kalkulator. Cobalah.

Ambil 1000 dan tambahkan 40 padanya. Sekarang tambahkan 1000 lagi. Sekarang tambahkan 30 .. !
Tambahkan 1000 lagi< U> . Sekarang tambahkan 20. Sekarang tambahkan 1000
Sekarang tambahkan 10 . Berapa totalnya?

gulung layar…...

~~~~~~~~~~~~ ~~~~~~~~~ ~~~~~~~~~ ~~~~~~~~~ ~~~~~~~~~ ~~~~~~~~~ ~~~~~~~

Apakah hasilnya 5000 ?

Jawaban yang benar adalah 4100.

Kalau tidak percaya, cek dengan kalkulator!
Hari apes, ‘ kan?
Mungkin di pertanyaan terakhir anda bisa benar…
….Mungkin.

Pertanyaan keempat:

Ayah Mary punya lima anak: 1. Nana, 2. Nene, 3. Nini,
4. Nono. Siapa nama anak kelima?

~~~~~~~~~~~~ ~~~~~~~~~ ~~~~~~~~~ ~~~~~~~~~ ~~~~~~~~~ ~~~~~~~~~ ~~~~~~~

Apa anda menjawab Nunu?
BUKAN! Tentu saja bukan.
Anak kelima namanya Mary. Baca lagi pertanyaannya!

Okay, sekarang ronde bonus:

SEORANG bisu pergi ke toko dan ingin membeli sikat gigi. Dengan menirukan orang menggosok gigi, ia berhasil menyampaikan keinginannya pada penjaga toko dan ia berhasil membeli sikat gigi…
Berikutnya, seorang buta masuk ke toko itu dan ingin membeli kacamata hitam, bagaimana DIA menunjukkan keinginannya?

~~~~~~~~~~~~ ~~~~~~~~~ ~~~~~~~~~ ~~~~~~~~~ ~~~~~~~~~ ~~~~~~~~~ ~~~~~~~

Langsung aja ngomong, dia kan gak bisu…

Senin, 11 Maret 2013

Terkadang..

Terkadang..
seharusnya kita sadar setiap detik yang kita lewati tak akan kembali dua kali..
seharusnya kita mampu mengisi setiap kesempatan yang ada..
Terkadang..
kesempatan hanya terjadi satu kali saja..
Karena itu, jangan pernah menyia-nyiakan waktu untuk membiarkan kesempatan itu berlalu..
Karena itu, nikmatilah setiap waktu yang tersisa..
Karena itu, jangan biarkan kesempatan itu lepas..
Karena terkadang..
Kesempatan itu tidak akan pernah datang lagi..

Antara Pria dan Wanita

Pria pandai menyenbunyikan perasaa, sedangkan wanita pandai memendam perasaan
Pria belajar untuk tidak menangis, sedangkan wanita belajar untuk tetap sabar walau harus menangis
Pria mampu menahan air mata tapi tak mampu menahan emosi, sedangkan wanita mampu menahan emosi meski tak mampu menahan air mata
Pria malu untuk mengatakan bahwa ia terluka, sedangkan wanita malu untuk mengatakan bahwa ia jatuh cinta
Pria menyembunyikan kesedihan dengan alasan, sedangkan wanita menyembunyikan kesedihan dengan senyuman

Baru Tersadari

Aku baru menyadari bahwa  aku merasa hampa saat aku telah kehilanganmu
Kini baru aku mengerti betapa kau begitu berarti saat aku telah sendiri
Air mata jadi saksi untuk perpisahan yang tak pernah aku ingkinkan
Begitu berat tangan kita untuk terpisah
Saling menggenggam erat seakan tak percaya menapa ini bisa terjadi
TERINDAH mungkin itu satu kata yang pantas untukmu
Sosok yang tak akan pernah terlupakan dalam hidupku
TERBAIK hanya itu yang bisa aku katakan untuk menggambarkanmu yang teramat indah dimataku
Bahagialah kau disana, disini akupun ingin bahagia walau tak harus bersamamu
Seandainya waktu memang menyayangi kita mungkin ia akan mempersatukan kita lagi suatu hari nanti
Andai memang harus kita tak akan bersama lagi
Semoga kita bisa bahagia dijalan masing-masing
Tapi kebahagiaan itu tak akan pernah datang
Bila tak pernah ada keikhlasan untuk menerima perpisahan yang harus kita hadapi

2 Mata 2 Telinga 1 Mulut 1 Hati

Kita lahir dengan dua mata di depan wajah kita, karena kita tidak boleh
selalu melihat ke belakang.
Tapi pandanglah semua itu ke depan, pandanglah masa depan kita.

Kita dilahirkan dengan 2 buah telinga di kanan dan di kiri, supaya kita bisa
mendengarkan semuanya dari dua buah sisi.
Untuk bisa mengumpulkan pujian dan kritik dan menyeleksi mana yang benar dan mana yang salah.

Kita lahir dengan otak didalam tengkorak kepala kita.Sehingga tidak peduli semiskin apapun kita, kita tetap kaya.
Karena tidak akan ada satu orang pun yang bisa mencuri otak kita, pikiran
kita dan ide kita.
Dan apa yang anda pikiran dalam otak anda jauh lebih berharga dari pada emas
dan perhiasan.

Kita lahir dengan 2 mata dan 2 telinga, tapi kita hanya diberi 1 buah mulut.
Karena mulut adalah senjata yang sangat tajam, mulut bisa menyakiti, bisa
membunuh, bisa menggoda, dan banyak hal lainnya yang tidak menyenangkan.
Sehingga ingatlah bicara sesedikit mungkin tapi lihat dan dengarlah
sebanyak-banyaknya.

Kita lahir hanya dengan 1 hati jauh didalam tulang iga kita.
Mengingatkan kita pada penghargaan dan pemberian cinta diharapkan berasal
dari hati kita yang paling dalam.

Belajar untuk mencintai dan menikmati betapa kita dicintai tapi jangan
pernah mengharapkan orang lain untuk mencintai kita seperti kita mencintai
dia.

Berilah cinta tanpa meminta balasan dan kita akan menemukan cinta yang jauh
lebih indah.

Lelaki Sejati

Lelaki Sejati
Laki-laki Sejati bukanlah dilihat dari bahunya yang
kekar, tetapi dari kasih sayangnya pada orang
disekitarnya....

Laki-laki sejati bukanlah dilihat dari suaranya yang
lantang, tetapi dari kelembutannya mengatakan
kebenaran.....

Laki-laki sejati bukanlah dilihat dari jumlah sahabat
di sekitarnya, tetapi dari sikap bersahabatnya pada
generasi muda bangsa ...

Laki-laki sejati bukanlah dilihat dari bagaimana dia
di hormati ditempat bekerja, tetapi bagaimana dia
dihormati didalam rumah...

Laki-laki sejati bukanlah dilihat dari kerasnya
pukulan, tetapi dari sikap bijaknya memahami
persoalan...

Laki-laki sejati bukanlah dilihat dari dadanya yang
bidang, tetapi dari hati yang ada dibalik itu...

Laki-laki sejati bukanlah dilihat dari banyaknya
wanita yang memuja, tetapi komitmennya terhadap wanita
yang dicintainya...

Laki-laki sejati bukanlah dilihat dari jumlah barbel
yang dibebankan, tetapi dari tabahnya dia menghadapi
lika-liku kehidupan...

Laki-laki Sejati bukanlah dilihat dari kerasnya
membaca kitab suci, tetapi dari konsistennya dia
menjalankan apa yang ia baca...

8 Kebohongan Ibu

Cerita bermula ketika aku masih kecil, aku terlahir sebagai seorang
anak laki-laki di sebuah keluarga yang miskin.
Bahkan untuk makan saja, seringkali kekurangan.
Ketika makan, ibu sering memberikan porsi nasinya untukku. Sambil
memindahkan nasi ke mangkukku, ibu berkata :

"Makanlah nak, aku tidak lapar" ---------- KEBOHONGAN IBU YANG PERTAMA


Ketika saya mulai tumbuh dewasa, ibu yang gigih sering meluangkan waktu
senggangnya untuk pergi memancing di kolam dekiat rumah, ibu berharap
dari
ikan hasil pancingan, ia bisa memberikan sedikit makanan bergizi untuk
petumbuhan. Sepulang memancing, ibu memasak sup ikan yang segar dan
mengundang selera. Sewaktu aku memakan sup ikan itu,
ibu duduk disamping gw dan memakan sisa daging ikan yang masih menempel
di
tulang yang merupakan bekas sisa tulang ikan yang aku makan. Aku
melihat
ibu seperti itu, hati juga tersentuh, lalu menggunakan sumpitku dan
memberikannya kepada ibuku. Tetapi ibu dengan cepat menolaknya, ia
berkata
:

"Makanlah nak, aku tidak suka makan ikan" ---------- KEBOHONGAN IBU
YANG
KEDUA


Sekarang aku sudah masuk SMP, demi membiayai sekolah abang dan kakakku,
ibu
pergi ke koperasi untuk membawa sejumlah kotak korek api untuk
ditempel,
dan hasil tempelannya itu membuahkan sedikit uang untuk menutupi
kebutuhan
hidup. Di kala musim dingin tiba, aku bangun dari tempat tidurku,
melihat
ibu masih bertumpu pada lilin kecil dan
dengan gigihnya melanjutkan pekerjaanny menempel kotak korek api.
Aku berkata :"Ibu, tidurlah, udah malam, besok pagi ibu masih harus
kerja.

" Ibu tersenyum dan berkata :"Cepatlah tidur nak, aku tidak capek"
---------- KEBOHONGAN IBU YANG KETIGA


Ketika ujian tiba, ibu meminta cuti kerja supaya dapat menemaniku
pergi
ujian. Ketika hari sudah siang, terik matahari mulai menyinari, ibu
yang
tegar dan gigih menunggu aku di bawah terik matahari selama beberapa
jam.
Ketika bunyi lonceng berbunyi, menandakan ujian sudah selesai. Ibu
dengan
segera menyambutku dan menuangkan teh yang sudah
disiapkan dalam botol yang dingin untukku. Teh yang begitu kental tidak
dapat dibandingkan dengan kasih sayang yang jauh lebih kental. Melihat
ibu
yang dibanjiri peluh, aku segera memberikan gelasku untuk ibu sambil
menyuruhnya minum.

Ibu berkata :"Minumlah nak, aku tidak haus!" ---------- KEBOHONGAN IBU
YANG
KEEMPAT


Setelah kepergian ayah karena sakit, ibu yang malang harus merangkap
sebagai ayah dan ibu. Dengan berpegang pada pekerjaan dia yang dulu,
dia
harus membiayai kebutuhan hidup sendiri. Kehidupan keluarga kita pun
semakin susah dan susah. Tiada hari tanpa penderitaan. Melihat kondisi
keluarga yang semakin parah, ada seorang paman yang baik hati
yang tinggal di dekat rumahku pun membantu ibuku baik masalah besar
maupun
masalah kecil.
Tetangga yang ada di sebelah rumah melihat kehidupan kita yang begitu
sengsara, seringkali menasehati ibuku untuk
menikah lagi. Tetapi ibu yang memang keras kepala tidak mengindahkan
nasehat mereka,

ibu berkata : "Saya tidak butuh cinta" ----------KEBOHONGA N IBU YANG
KELIMA

Setelah aku, kakakku dan abangku semuanya sudah tamat dari sekolah dan
bekerja, ibu yang sudah tua sudah waktunya pensiun. Tetapi ibu tidak
mau,
ia rela untuk pergi ke pasar setiap pagi untuk jualan sedikit sayur
untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Kakakku dan abangku yang bekerja di luar
kota
sering mengirimkan sedikit uang untuk membantu memenuhi kebutuhan ibu,
tetapi ibu bersikukuh tidak mau menerima uang tersebut. Malahan
mengirim
balik uang tersebut.

Ibu berkata : "Saya punya duit" ----------KEBOHONGA N IBU YANG KEENAM


Setelah lulus dari S1, aku pun melanjutkan studi ke S2 dan kemudian
memperoleh gelar master di sebuah universitas ternama di Amerika berkat
sebuah beasiswa di sebuah perusahaan. Akhirnya aku pun bekerja di
perusahaan itu. Dengan gaji yang lumayan tinggi, aku bermaksud membawa
ibuku untuk menikmati hidup di Amerika. Tetapi ibu yang baik hati,
bermaksud tidak mau merepotkan anaknya, ia berkata kepadaku :

"Aku tidak terbiasa" ----------KEBOHONGA N IBU YANG KETUJUH


Setelah memasuki usianya yang tua, ibu terkena penyakit kanker lambung,
harus dirawat di rumah sakit, aku yang berada jauh di seberang samudra
atlantik langsung segera pulang untuk menjenguk ibunda tercinta. Aku
melihat ibu yang terbaring lemah di ranjangnya setelah menjalani
operasi.
Ibu yang keliatan sangat tua, menatap aku dengan penuh kerinduan.
Walaupun senyum yang tersebar di wajahnya terkesan agak kaku karena
sakit
yang ditahannya. Terlihat dengan jelas
betapa penyakit itu menjamahi tubuh ibuku sehingga ibuku terlihat lemah
dan
kurus kering. Aku sambil menatap ibuku sambil berlinang air mata.
Hatiku
perih, sakit sekali melihat ibuku dalam kondisi seperti ini. Tetapi ibu
dengan tegarnya berkata :

"Jangan menangis anakku, Aku tidak kesakitan" ----------KEBOHONGA N IBU
YANG KEDELAPAN.


Setelah mengucapkan kebohongannya yang kedelapan, ibuku tercinta
menutup
matanya untuk yang terakhir kalinya.

Dari cerita di atas, saya percaya teman-teman sekalian pasti merasa
tersentuh dan ingin sekali mengucapkan :
" Terima kasih ibu ! " Coba dipikir-pikir teman, sudah berapa lamakah
kita
tidak menelepon ayah ibu kita?
Sudah berapa lamakah kita tidak menghabiskan waktu kita untuk
berbincang
dengan ayah ibu kita?

Di tengah-tengah aktivitas kita yang padat ini, kita selalu mempunyai
beribu-ribu alasan untuk meninggalkan ayah ibu kita
yang kesepian. Kita selalu lupa akan ayah dan ibu yang ada di rumah.

Jika dibandingkan dengan pacar kita, kita pasti lebih peduli dengan
pacar
kita. Buktinya, kita selalu cemas akan kabar pacar kita, cemas apakah
dia
sudah makan atau belum, cemas apakah dia bahagia bila di samping kita.

Namun, apakah kita semua pernah mencemaskan kabar dari ortu kita?
Cemas
apakah ortu kita sudah makan atau belum? Cemas apakah ortu kita sudah
bahagia atau belum? Apakah ini benar? Kalau ya, coba kita renungkan
kembali
lagi..

Di waktu kita masih mempunyai kesempatan untuk membalas budi ortu kita,
lakukanlah yang terbaik.
Jangan sampai ada kata "MENYESAL" di kemudian hari.


Papa Baca Keras-keras ya Supaya Jessie Bisa Denger

"Papa Baca Keras-Keras Ya Pa, Supaya Jessica Bisa Denger"
Pada suatu malam Budi, seorang eksekutif sukses, seperti biasanya sibuk memperhatikan berkas-berkas pekerjaan kantor yang dibawanya pulang ke rumah, karena keesokan harinya ada rapat umum yang sangat penting dengan para pemegang saham.

Ketika ia sedang asyik menyeleksi dokumen kantor tersebut, Putrinya Jessica datang mendekatinya, berdiri tepat disampingnya, sambil memegang buku cerita baru.
Buku itu bergambar seorang peri kecil yang imut, sangat menarik perhatian Jessica,
"Pa liat"! Jessica berusaha menarik perhatian ayahnya.
Budi menengok ke arahnya, sambil menurunkan kacamatanya, kalimat yang keluar hanyalah kalimat basa-basi "Wah,. buku baru ya Jes?"
"Ya papa" Jessica berseri-seri karena merasa ada tanggapan dari ayahnya.
"Bacain Jessi dong Pa" pinta Jessica lembut
"Wah papa sedang sibuk sekali, jangan sekarang deh" sanggah Budi dengan cepat.

Lalu ia segera mengalihkan perhatiannya pada kertas-kertas yang berserakkan didepannya, dengan serius.
Jessica bengong sejenak, namun ia belum menyerah. Dengan suara lembut dan sedikit manja ia kembali merayu
"pa, mama bilang papa mau baca untuk Jessi"
Budi mulai agak kesal, "Jes papa sibuk, sekarang Jessi suruh mama baca ya"
"Pa, mama cibuk terus, papa liat gambarnya lucu-lucu"
"Lain kali Jessica, sana! papa lagi banyak kerjaan" Budi berusaha memusatkan perhatiannya pada lembar-lembar kertas tadi, menit demi menit berlalu, Jessica menarik nafas panjang dan tetap disitu, berdiri ditempatnya penuh harap, dan tiba-tiba ia mulai lagi.
"Pa,.. gambarnya bagus, papa pasti suka"
"Jessica, PAPA BILANG, LAIN KALI!!" kata Budi membentaknya dengan keras.

Kali ini Budi berhasil, semangat Jessica kecil terkulai, hampir menangis , matanya berkaca-kaca dan ia bergeser menjauhi ayahnya
"Iya pa,. lain kali ya pa?"
Ia masih sempat mendekati ayahnya dan sambil menyentuh lembut tangan ayahnya ia menaruh buku cerita di pangkuan sang Ayah.
"Pa kalau papa ada waktu, papa baca keras-keras ya pa, supaya Jessica bisa denger".

Hari demi hari telah berlalu, tanpa terasa dua pekan telah berlalu namun permintaan Jessica kecil tidak pernah terpenuhi, buku cerita Peri Imut, belum pernah dibacakan bagi dirinya.
Hingga suatu sore terdengar suara hentakan keras "Buukk!!" beberapa tetangga melaporkan dengan histeris bahwa Jessica kecil terlindas kendaraan seorang pemuda mabuk yang melajukan kendaraannya dengan kencang didepan rumah Budi.

Tubuh Jessica mungil terhentak beberapa meter, dalam keadaan yang begitu panik ambulance didatangkan secepatnya.
Selama perjalanan menuju rumah sakit, Jessica kecil sempat berkata dengan begitu lirih
"Jessi takut Pa, Jessi takut Ma, Jessi sayang papa mama"

Darah segar terus keluar dari mulutnya hingga ia tidak tertolong lagi ketika sesampainya di rumah sakit terdekat.
Kejadian hari itu begitu mengguncangkan hati nurani Budi, Tidak ada lagi waktu tersisa untuk memenuhi sebuah janji.
Kini yang ada hanyalah penyesalan.
Permintaan sang buah hati yang sangat sederhana.. pun tidak terpenuhi.

Masih segar terbayang dalam ingatan budi tangan mungil anaknya yang memohon kepadanya untuk membacakan sebuah cerita, kini sentuhan itu terasa sangat berarti sekali
",...papa baca keras-keras ya Pa, supaya Jessica bisa denger"
kata-kata Jessi terngiang-ngiang kembali.

Sore itu setelah segalanya telah berlalu, yang tersisa hanya keheningan dan kesunyian hati, canda dan riang Jessica kecil tidak akan terdengar lagi, Budi mulai membuka buku cerita peri imut yang diambilnya perlahan dari onggokan mainan Jessica di pojok ruangan.
Bukunya sudah tidak baru lagi, sampulnya sudah usang dan koyak. Beberapa coretan tak berbentuk menghiasi lembar-lembar halamannya seperti sebuah kenangan indah dari Jessica kecil.

Budi menguatkan hati, dengan mata yang berkaca-kaca ia membuka halaman pertama dan membacanya dengan suara keras, tampak sekali ia berusaha membacanya dengan keras, Ia terus membacanya dengan keras-keras halaman demi halaman, dengan berlinang air mata.

"Jessi dengar papa baca ya"
selang beberapa kata,.. hatinya memohon lagi

"Jessi papa mohon ampun nak"
"papa sayang Jessi"
Seakan setiap kata dalam bacaan itu begitu menggores lubuk hatinya, tak kuasa menahan itu Budi bersujut dan menangis memohon satu kesempatan lagi untuk mencintai.

Maka dari itu, BERILAH "PERHATIAN TERBAIK" WALAUPUN ITU HANYA SEKALI
LAKUKAN SEKARANG !! KARENA HANYA ADA SATU KESEMPATAN UNTUK MEMPERHATIKAN DENGAN HATI KITA


Meja Makan Kakek

Meja makan Kakek
Ada seorang kakek yg hidup bersama dengan anaknya, menantu perempuan dan seorang cucu yg berumur 4 tahun. Tangan-tangan kakek itu gemetaran, pandangan matanya sudah kabur dan langkah-langkah kakinya sudah tidak mantap lagi.Keluarga itu selalu makan bersama tiap malam.Namun karena tangan-tangan kakek yg sudah tua itu gemetaran ditambah pengelihatannya yg sudah kabur membuat ia kesukaran saat makan.Seringkali makanannya jatuh dari sendoknya dan mengotori lantai.Bila ia mengangkat gelasnya untuk minum, ia menumpahkan susu di atas taplak meja.

Anak dan menantunya sangat kesal dengan tingkah sang kakek yang selalu membuat kotor.
”Kita harus melakukan sesuatu untuk papa”, kata anaknya.
”Aku sudah capai melihat susu yg selalu ditumpahkan, cara makan yg tidak tenang dan makanan yg tercecer di lantai.”
Maka, suami istri itu lalu menempatkan sebuah meja kecil di pojok ruangan.Di tempat itu kakek makan sendirian dan yg lain makan di meja makan bersama-sama.

Oleh karena kakek sudah beberapa kali memecahkan piring dan gelas, kini makanan kakek disajikan dalam mangkok dari kayu.Ketika yg lain melirik kearah kakek yg makan sendirian, kadang-kadang mereka melihat kakek sedang mengusap air matanya sembari duduk sendirian.

Sang cucu mengamati semua itu dalam keheningan. Pada suatu malam, ayahnya mengamati bahwa anaknya sedang bermain dengan sisa potongan kayu di lantai. Ia bertanya pada anaknya,
”Apa yg sedang kamu kerjakan nak?”.
Anaknya menjawab,”O, aku sedang membuat mangkok kecil untuk makan ayah dan ibu bila aku sudah dewasa.”
Anak itu terus melanjutkan pekerjaanya.

Kata-kata anak itu demikian hebat menyentuh kedua orang tuanya, sehingga membuat mereka terdiam.
Kemudian air mata mulai menggenangi kedua matanya.Walau tak ada sepatah kata yg diucapkan, mereka mengerti apa yg harus dilakukan. Pada malam itu, anak lelakinya memegang dan menggandeng tangan sang kakek ke meja makan untuk kembali makan bersama.Dan entah dengan alasan apa, suami istri itu tak lagi peduli dengan susu yang tumpah di taplak meja.

Seringkali anak-anak lebih berperasaaan dan mengerti. Mata mereka mengamati, telinga mereka mendengar dan pikiran mereka selalu memproses apa yg mereka serap.Bila mereka melihat kita membangun keluarga yg harmonis dan damai, mereka akan meniru sikap itu di masa depannya tanpa mereka sadari.Biarlah kita menjadi pembangun-pembangun generasi yg lebih baik.

Ingatlah selalu,”Apa yg terjadi, akan terjadi kembali!” Namun, memperlakukan orang lain, seperti anda memperlakukan diri sendiri akan memberikan kepada anda lebih banyak cinta kasih daripada tidak.

Gaji Papa Berapa Sih?


Seperti biasa Andrew, Kepala Cabang di  sebuah perusahaan swasta terkemuka di Jakarta , tiba di rumahnya pada pukul 9 malam. Tidak seperti biasanya, Sarah, putri pertamanya yang baru duduk di kelas tiga SD membukakan pintu untuknya. Nampaknya Ia sudah menunggu cukup lama.
"Kok, belum tidur ?" sapa Andrew sambil mencium anaknya. Biasanya Sarah memang sudah lelap ketika Ia pulang dan baru terjaga ketika ia akan berangkat ke kantor pagi Hari. Sambil membuntuti sang Papa menuju ruang keluarga, Sarah menjawab,
"Aku nunggu Papa pulang. Sebab aku mau tanya berapa sih gaji Papa ?"
"Lho tumben, kok nanya gaji Papa ? Mau minta uang lagi, ya ?"
"Ah, enggak. Pengen tahu aja" ucap Sarah singkat.
"Oke. Kamu boleh hitung sendiri. Setiap Hari
Papa bekerja sekitar 10 jam Dan dibayar Rp. 400.000,-. Setiap bulan rata-rata dihitung 22 Hari kerja. Sabtu Dan Minggu libur, kadang Sabtu Papa masih lembur. Jadi, gaji Papa dalam satu bulan berapa, hayo ?"
Sarah berlari mengambil kertas Dan pensilnya dari meja belajar sementara Papanya melepas sepatu Dan menyalakan televisi. Ketika Andrew beranjak menuju kamar untuk berganti pakaian, Sarah berlari mengikutinya.
"Kalo satu Hari Papa dibayar Rp. 400.000,- untuk 10 jam, berarti satu jam Papa digaji Rp. 40.000,- dong" katanya.
"Wah, pinter kamu. Sudah, sekarang cuci kaki, tidur" perintah Andrew Tetapi Sarah tidak beranjak. Sambil menyaksikan Papanya berganti pakaian, Sarah kembali bertanya,
"Papa, aku boleh pinjam uang Rp. 5.000,- enggak ?"
"Sudah, nggak usah macam-macam lagi. Buat apa minta uang malam-malam begini ? Papa capek. Dan mau mandi dulu. Tidurlah".
"Tapi Papa..."
Kesabaran Andrew pun habis.
"Papa bilang tidur !" hardiknya mengejutkan Sarah. Anak kecil itu pun berbalik menuju kamarnya. Usai mandi, Andrew nampak menyesali hardiknya. Ia pun menengok Sarah di kamar tidurnya. Anak kesayangannya itu belum tidur. Sarah didapati sedang terisak-isak pelan sambil memegang uang Rp. 15.000,- di tangannya. Sambil berbaring Dan mengelus kepala bocah kecil itu, Andrew berkata, "Maafkan Papa, Nak, Papa sayang sama Sarah. Tapi buat apa sih minta uang malam-malam begini ? Kalau mau beli mainan, besok kan bisa. Jangankan Rp. 5.000,- lebih dari itu pun Papa kasih" jawab Andrew
"Papa, aku enggak minta uang. Aku hanya pinjam. Nanti aku kembalikan kalau sudah menabung lagi dari uang jajan selama minggu ini".
"lya, iya, tapi buat apa ?" tanya Andrew lembut.
"Aku menunggu Papa dari jam 8. Aku mau ajak Papa main ular tangga. Tiga puluh menit aja. Mama sering bilang kalo waktu Papa itu sangat berharga. Jadi, aku mau ganti waktu Papa. Aku buka tabunganku, hanya Ada Rp. 15.000,- tapi karena Papa bilang satu jam Papa dibayar Rp. 40.000,- maka setengah jam aku harus ganti Rp. 20.000,-. Tapi duit tabunganku kurang Rp. 5.000, makanya aku mau pinjam dari Papa" kata Sarah polos.
Andrew pun terdiam. Ia kehilangan kata-kata. Dipeluknya bocah kecil itu erat-erat dengan perasaan haru. Dia baru menyadari, ternyata limpahan harta yang dia berikan selama ini, tidak cukup untuk "membeli" kebahagiaan anaknya.

Ayah Kembalikan Tangan Dita

Sepasang suami isteri seperti pasangan lain di kota-kota besar meninggalkan anak-anak diasuh pembantu rumah sewaktu bekerja. Anak tunggal pasangan ini, perempuan cantik berusia tiga setengah tahun. Sendirian ia di rumah dan kerap kali dibiarkan pembantunya karena sibuk bekerja di dapur.
Bermainlah dia bersama ayun-ayunan di atas buaian yang dibeli ayahnya, ataupun memetik bunga dan lain-lain di halaman rumahnya.
Suatu hari dia melihat sebatang paku karat. Dan ia pun mencoret lantai tempat mobil ayahnya diparkirkan, tetapi karena lantainya terbuat dari marmer maka coretan tidak kelihatan. Dicobanya lagi pada mobil baru ayahnya. Ya… karena mobil itu bewarna gelap, maka coretannya tampak jelas. Apalagi anak-anak ini pun membuat coretan sesuai dengan kreativitasnya.

Hari itu ayah dan ibunya bermotor ke tempat kerja karena ingin menghindari macet. Setelah sebelah kanan mobil sudah penuh coretan maka ia beralih ke sebelah kiri mobil. Dibuatnya gambar ibu dan ayahnya, gambarnya sendiri, lukisan ayam, kucing dan lain sebagainya mengikut imaginasinya. Kejadian itu berlangsung tanpa disadari oleh si pembantu rumah.

Saat pulang petang, terkejutlah pasangan suami istri itu melihat mobil yang baru setahun dibeli dengan bayaran angsuran yang masih lama lunasnya. Si bapak yang belum lagi masuk ke rumah ini pun terus menjerit, “Kerjaan siapa ini !!!” ….

Pembantu rumah yang tersentak dengan jeritan itu berlari keluar. Dia juga beristighfar. Mukanya merah padam ketakutan lebih2 melihat wajah bengis tuannya. Sekali lagi diajukan pertanyaan keras kepadanya, dia terus mengatakan ‘ Saya tidak tahu..tuan.” “Kamu dirumah sepanjang hari, apa saja yg kau lakukan?” hardik si isteri lagi.

Si anak yang mendengar suara ayahnya, tiba-tiba berlari keluar dari kamarnya. Dengan penuh manja dia berkata “DIta yg membuat gambar itu ayahhh.. cantik …kan!” katanya sambil memeluk ayahnya sambil bermanja seperti biasa. Si ayah yang sudah hilang kesabaran mengambil sebatang ranting kecil dari pohon di depan rumahnya, terus dipukulkannya berkali2 ke telapak tangan anaknya. Si anak yang tak mengerti apa apa menagis kesakitan, pedih sekaligus ketakutan. Puas memukul telapak tangan, si ayah memukul pula belakang tangan anaknya.
Sedangkan Si ibu cuma mendiamkan saja, seolah merestui dan merasa puas dengan hukuman yang dikenakan.

Pembantu rumah terbengong, tdk tahu hrs berbuat apa… Si ayah cukup lama memukul-mukul tangan kanan dan kemudian ganti tangan kiri anaknya. Setelah si ayah masuk ke rumah diikuti si ibu, pembantu rumah tersebut menggendong anak kecil itu, membawanya ke kamar.

Dia terperanjat melihat telapak tangan dan belakang tangan si anak kecil luka2 dan berdarah. Pembantu rumah memandikan anak kecil itu. Sambil menyiramnya dengan air, dia ikut menangis. Anak kecil itu juga menjerit-jerit menahan pedih saat luka2nya itu terkena air. Lalu si pembantu rumah menidurkan anak kecil itu. Si ayah sengaja membiarkan anak itu tidur bersama pembantu rumah. Keesokkan harinya, kedua belah tangan si anak bengkak. Pembantu rumah mengadu ke majikannya. “Oleskan obat saja!” jawab bapak si anak.

Pulang dari kerja, dia tidak memperhatikan anak kecil itu yang menghabiskan waktu di kamar pembantu. Si ayah konon mau memberi pelajaran pada anaknya. Tiga hari berlalu, si ayah tidak pernah menjenguk anaknya sementara si ibu juga begitu, meski setiap hari bertanya kepada pembantu rumah. “Dita demam, Bu”…jawab pembantunya ringkas. “Kasih minum panadol aja ,” jawab si ibu. Sebelum si ibu masuk kamar tidur dia menjenguk kamar pembantunya. Saat dilihat anaknya Dita dalam pelukan pembantu rumah, dia menutup lagi pintu kamar pembantunya. Masuk hari keempat, pembantu rumah memberitahukan tuannya bahwa suhu badan Dita terlalu panas. “Sore nanti kita bawa ke klinik. Pukul 5.00 sudah siap” kata majikannya itu. Sampai saatnya si anak yang sudah lemah dibawa ke klinik. Dokter mengarahkan agar ia dibawa ke rumah sakit karena keadaannya sudah serius. Setelah beberapa hari di rawat inap dokter memanggil bapak dan ibu anak itu. “Tidak ada pilihan..” kata dokter tersebut yang mengusulkan agar kedua tangan anak itu dipotong karena sakitnya sudah terlalu parah. “Ini sudah bernanah, demi menyelamatkan nyawanya maka kedua tangannya harus dipotong dari siku ke bawah” kata dokter itu. Si bapak dan ibu bagaikan terkena halilintar mendengar kata-kata itu. Terasa dunia berhenti berputar, tapi apa yg dapat dikatakan lagi.

Si ibu meraung merangkul si anak. Dengan berat hati dan lelehan air mata isterinya, si ayah bergetar tangannya menandatangani surat persetujuan pembedahan. Keluar dari ruang bedah, selepas obat bius yang disuntikkan habis, si anak menangis kesakitan. Dia juga keheranan melihat kedua tangannya berbalut kasa putih. Ditatapnya muka ayah dan ibunya. Kemudian ke wajah pembantu rumah. Dia mengerutkan dahi melihat mereka semua menangis. Dalam siksaan menahan sakit, si anak bersuara dalam linangan air mata. “Ayah.. ibu… Dita tidak akan melakukannya lagi…. Dita tak mau lagi ayah pukul. Dita tak mau jahat lagi… Dita sayang ayah.. sayang ibu.”, katanya berulang kali membuatkan si ibu gagal menahan rasa sedihnya. “Dita juga sayang Mbok
Narti..” katanya memandang wajah pembantu rumah, sekaligus membuat wanita itu meraung histeris.

“Ayah.. kembalikan tangan Dita. Untuk apa diambil.. Dita janji tdk akan mengulanginya lagi! Bagaimana caranya Dita mau makan nanti?… Bagaimana Dita mau bermain nanti?… Dita janji tdk akan mencoret2 mobil lagi, ” katanya berulang-ulang.

Serasa copot jantung si ibu mendengar kata-kata anaknya. Meraung2 dia sekuat hati namun takdir yang sudah terjadi tiada manusia dapat menahannya. Nasi sudah jadi bubur. Pada akhirnya si anak cantik itu meneruskan hidupnya tanpa kedua tangan dan ia masih belum mengerti mengapa tangannya tetap harus dipotong meski sudah minta maaf.

10 Kebiasaan Yang Merusak Otak

Info : 10 Kebiasaan Yang Merusak Otak
1. Tidak Mau Sarapan
Banyak orang yang menyepelekan sarapan. Padahal tidak mengkonsumsi apapun di pagi hari menyebabkan turunnya kadar gula dalam darah. Hal ini berakibat pada kurangnya masukan nutrisi pada otak yang akhirnya berakhir pada kemunduran otak. Sarapan yang terbaik di pagi hari bukanlah makanan berat seperti nasi goreng spesial, tetapi cukup air putih dan segelas jus buah segar. Ringkas dan berguna untuk tubuh!

2. Kebanyakan Makan
Terlalu banyak makan mengeraskan pembuluh otak yang biasanya menuntun orang pada menurunnya kekuatan mental. Jadi makanlah dalam porsi yang normal. Biasakan menahan diri dengan cara berhenti makan sebelum Anda kekenyangan.

3. Merokok
Jika rokok memiliki segudang efek buruk, semua orang pasti sudah tahu. Dan ada satu lagi efek buruk rokok yang terungkap di sini. Merokok ternyata berakibat sangat mengerikan pada otak! Bayangkan, otak manusia lama kelamaan bisa menyusut dan akhirnya kehilangan fungsi-fungsinya karena rajin menghisap benda berasap itu. Tak ayal di waktu tua bahkan pada saat masih muda sekalipun, kita rawan alzheimer (alzheimer adalah penyakit pikun).

4. Terlalu Banyak Mengkonsumsi Gula
Terlalu banyak asupan gula akan menghalangi penyerapan protein dan gizi sehingga tubuh kekurangan nutrisi dan perkembangan otak terganggu. Karena itu, kurangi konsumsi makanan manis favorit Anda5.

Otak adalah bagian tubuh yang paling banyak menyerap udara. Terlalu lama berada di lingkungan dengan udara berpolusi membuat kerja otak tidak efisien.

6. Kurang Tidur
Tidur memberikan kesempatan otak untuk beristirahat. Sering melalaikan tidur membuat sel-sel otak menjadi mati kelelahan. Tapi jangan juga kebanyakan tidur karena bisa membuat Anda menjadi pemalas yang lamban. Sebaiknya tidur 6-8 jam sehari agar sehat dan bugar.

7. Menutup Kepala Ketika Sedang Tidur
Tidur dengan kepala yang ditutupi merupakan kebiasaan buruk yang sangat berbahaya karena karbondioksida yang diproduksi selama tidur terkonsentrasi sehingga otak tercemar. Jangan heran kalau lama kelamaan otak menjadi rusak.

8. Berpikir Terlalu Keras Ketika Sedang Sakit
Bekerja keras atau belajar ketika kondisi tubuh sedang tidak fit juga memperparah ketidakefektifan otak. Sudah tahu sedang tidak sehat, sebaiknya istirahat total dan jangan forsir otak Anda.

9. Kurangnya Stimulasi Otak
Berpikir adalah cara terbaik untuk melatih kerja otak. Kurang berpikir akan membuat otak menyusut dan akhirnya tidak berfungsi maksimal. Rajin membaca, mendengar musik dan bermain (catur, scrabble, dll) membuat otak Anda terbiasa berpikir aktif dan kreatif.

10. Jarang Bicara
Percakapan intelektual biasanya membawa efek bagus pada kerja otak. Jadi jangan terlalu bangga menjadi pendiam. Obrolan yang bermutu sangat baik untuk kesehatan Anda