Sayap Yang Patah
(Karya Ratih
Puspitasari)
Kisah ini bermula dari sebuah
kecelakaan. Kecelakaan dimana korbannya adalah sepasang kekasih. Pria sekaligus
pengemudi itu meninggal ditempat kejadian sedangkan wanitanya terluka parah.
Dan wanita itu adalah sahabatku sendiri..
Namaku Syila. Umurku 21 tahun. Aku
seorang mahasiswi disalah satu universtitas di Kota Bandung. Aku memiliki
seorang kekasih. Dia bernama Randy. Kami telah berpacaran sejak SMA. Dan tahun
ini adalah tahun keempat kita berpacaran. Dia sangat mencintaiku dan akupun
juga sangat mencintainya. Dua bulan yang lalu saat kita sedang merayakan
anniversary kita yang keempat tahun, handphone ku berdering. Ternyata Siska,
sahabatku yang menelepon. Setelah ku angkat ternyata yang bicara adalah seorang
lelaki dengan suara berat. Ternyata orang itu adalah polisi. Ia memberitahukan
bahwa Siska mengalami kecelakaan dan sekarang sedang ada dirumah sakit. Aku
langsung meminta Randy untuk mengantarku kesana. Menurutku pergi melihat keadaan
sahabatku lebih penting di banding merayakan hari jadiku dan Randy. Ya walaupun
hal itu juga penting untukku.
Sesampainya disana ternyata Siska
sedang ditangani dokter karena mengalami luka yang cukup serius dibagian kepala
dan kakinya. Setelah selesai aku dan Randy pun masuk. Siska berbaring diatas
kasur sambil menangis. Akupun bertanya apa yang sebenarnya telah terjadi. Dia
mengatakan bahwa dia dan Viko (pacarnya) akan pergi menonton film dibioskop.
Tapi ditengah jalan ada sebuah bus yang berjalan cepat dari arah berlawanan dan
akhirnya menabrak mereka hingga mengakibatkan Viko meninggal ditempat tersebut.
Siska sangat tak percaya dengan semua ini, dia tak henti-hentinya menangis.
Baginya ini hal yang berat karena pacarnya telah pergi meninggalkannya untuk selamanya. Aku dan Randy mencoba menguatkannya.
Setiap hari aku selalu pergi ke rumah
sakit untuk menemani Siska. Hingga pada suatu hari aku tidak bisa menemaninya karena
aku harus pergi ke Jakarta untuk mencari sumber tugas akhirku nanti. Aku meninta
kepada Randy untuk menemani Siska setiap hari dirumah sakit, karena tidak ada
yang bisa menemaninya lagi. Keluarganya tinggal diluar kota Bandung. Aku
langsung menghubungi Randy dan dia pun mau mengikuti keinginanku. Dia datang
setiap hari untuk menemani Siska yang sendirian di Rumah Sakit. Hari demi hari
berlalu dan Randy tak pernah absen untuk menemani Siska. Setiap hari ia
menenangkan Siska yg tengah bersedih karena Viko.
Satu minggu berlalu, kini saatnya aku
kembali ke Bandung. Aku sengaja tidak memberi tahu Randy karena aku ingin
membuat kejutan untuknya. Esok harinya sebelum aku pergi menemui Randy, aku
menyempatkan untuk menengok keadaan Siska. Saat aku masuk kedalam kamar
inapnya, aku kaget melihat Siska sedang menyenderkan kepalanya di bahu Randy,
dan Randy pun merangkul Siska. Hatiku tiba-tiba sakit. Tapi aku tidak mau
berpikiran negtif dulu, mungkin saja ada alasan yg logis untuk itu. Aku memasuki
ruangan itu dan mereka langsung melihatku dengan wajah yang kaget. Randy
meminta maaf karena yg ia lakukan tadi adalah untuk menenangkan Siska yang
sedang teringat tentang Viko. Tak masalah, aku bisa terima alasan itu.
Satu minggu kemudian dokter
membolehkan Siska untuk pulang ke rumah karena keadaannya sudah membaik. Tiga
hari kemudian aku dan Randy pergi ke pameran seorang photographer terkenal di
Bandung. Karena memang aku juga sangat menyukai dengan hal-hal yang tentang
photography. Ternyata disana juga ada Siska, dia juga sedang melihat-lihat
hasil pameran itu. Mungkin sudah menjadi kebiasaanku, kalau sudah menyangkut
hal photography seperti ini, selalu lupa segalanya. Aku sibuk melihat lihat
foto hingga akhirnya aku sadar Randy tidak dibelakangku. Aku mencarinya
kemana-mana dan akhirnya ketemu. Tapi apa yg aku lihat? Randy sedang mengobrol
berdua dengan Siska. Mereka terlihat dekat dan sangat akrab. Mereka bercanda
dan tertawa seperti sepasang kekasih yg tengah bahagia. Aku cemburu melihat
mereka berdua. Dan aku pun mulai merasakan ada yg ganjil tapi ya sudahlah.. Aku
tidak mau berburuk sangka kepada pacar dan sahabatku sendiri.
Hari ini adalah hari ulang tahun
Siska. Dia mengadakan perayaan dirumahnya. Aku dan Randy diundang ke acara
tersebut. Aku menunggu Randy untuk menjemputku. Aku mencoba menghubunginya tapi
tak diangkat. Detik berlalu menjadi menit. Dan menit pun berlalu menjadi jam.
Tapi Randy tak datang juga. Perasaanku mulai aneh. Aku mencoba untuk
menghubunginya lagi dan akhirnya diangkat.
"Sayang kamu dimana? Aku udah
nunggu kamu dari tadi tapi kamunya gak dateng-dateng." tanyaku.
"Maaf sayang aku lupa bilang
tadi ban mobilku kempes jadi aku langsung pergi ke rumah Siska. Maaf ya sayang.
Kamu bisa kan datang kesini sendiri? Sekali lagi maaf yaa.."
"Yaudah gapapa nanti biar aku
berangkat sendiri aja.." jawabku
dengan rasa kecewa. Sesampainya disana hatiku dibuat sakit lagi oleh mereka
berdua. Karena aku datang sangat telat, acara pun sudah dimulai dari tadi. Aku
melihat Randy memberi kado bunga untuk Siska dan aku juga melihat Randy
mengajak berdansa dengan Siska dan diiringi lagu romantis yang diikuti juga
oleh semua tamu undangan. Aku berbalik badan dan tak kuat menahan air mata.
Ternyata Randy melihatku dan segera ia menghampiriku.
"Sayang kamu udah dateng? Loh
sayang kamu kenapa? Kamu nangis?" tanya nya dengan rasa yang mulai tak enak.
Aku tak mampu menjawab pertanyaannya. Aku hanya bisa menangis dan akirnya aku
memilih untuk pulang saja. Randy mengejarku dan memegang kedua tanganku.
"Sayang kamu kenapa? Bilang sama
aku kamu kenapa?"
"Gapapa ko.."
"Bohong! Bilang dong kamu
kenapa:("
"Aku ga kenapa napa ko sayang:')
Mungkin aku lagi ga enak badan aja. Aku mau pulang aja ya? Kepala aku juga
pusing.."
"Bener ya kamu ga kenapa napa?
Yaudah hati hati ya. Maaf aku gak bisa nganter, mobil aku masih di
bengkel.."
"Iya gapapa ko, aku bisa sendiri.
Yaudah kamu lanjutin gih acaranya. Kasian tuh siska nungguin.." Jawabku
sambil tersenyum. Ketika aku berbalik badan dan mulai berjalan, air mataku
menetes. Aku tak kuat menahannya. Hatiku sakit.
"Ya Tuhan.. kenapa Randy jadi
berubah seperti ini? kenapa aku sakit tiap melihat Randy saat bersama Siska?
Ada apa sebenarnya dengan mereka? Atau mungkin ini hanya perasaanku saja? Ya
Tuhan aku gak boleh berpikiran negatif. Gimanapun juga Siska sahabatku sendiri
sejak kecil. Sudahlah, mungkin ini hanya perasaanku saja."
Seminggu berlalu. Pagi itu aku sedang
duduk ditaman. Aku sedang memikirkan keganjilan selama ini. Tiba-tiba Siska
datang,
"Dorrr!! Lagi ngapain nih?
Ngelamun aja."
"Hmm hehe iya nih lagi banyak
pikiran."
"Apaan emang? Tugas-tugas ya?
easy going aja kali syil. Jangan terlalu sering mikirin tugas, nanti stres
sendiri loh. hehehe"
"hehe iya sis makasih
nasihatnya."
"Eh iya, besok aku mau pulang ke
Bali. Dan kayanya gakan tinggal disini lagi. Aku mau tinggal sama orang tua aku
aja. Lagian juga kan kuliahku udah selesai. Besok bisa kan ke bandara,
nganterin aku."
"Iya bisa.. Aku pasti dateng
ko."
"Asiiik. Randy ikut kan?"
"Iya nanti aku bilangin
ya."
Aku pergi ke rumah Randy dan saat aku
lihat dia sedang bergitar sambil bernyanyi.
Mungkin memang, benar aku yang salah..
Ku sadari, Ku akui..
Ku jatuh cinta lagi..
Air mataku menetes, kecurigaanku
semakin besar. Tapi aku tetap diam dan berusaha sabar. Karena aku tak mau
hubungan 4 tahun ini berakhir begitu saja.
"Randy.."
"Eh sayang, ada apa?"
"Engga, aku cuma mau ngasih tau
besok Siska pindah ke Bali. Dan gakan tinggal disini lagi."
Tiba-tiba Randy marah dan
membentakku,
"Kamu ko baru bilang sih?!
Kenapa gak dari waktu itu!"
"Sayang.. Kamu ngebentak
aku?" aku mulai menangis.
"Kamu sih kenapa baru bilang
sekarang? Kenapa baru bilang sehari sebelum Siska pindah?!!!"
"Sebegitu pentingkah Siska buat
kamu?"
"Aaaaah!!!" Ucap Randy yg
semakin marah dan membanting gitarnya. Aku langsung berbalik badan dan pulang.
Aku menangis sejadi-jadinya. Ini pertama kalinya Randy membentakku.
Esok harinya aku pergi ke bandara
untuk mengantar kepergian Siska ke Bali. Saat aku datang ternyata Randy lebih
dulu datang. Randy memeluk Siska dengan begitu erat sambil menitikan air mata.
Siska juga ikut menitikkan air mata seakan mereka gak mau untuk dipisahkan.
Randy berkata,
“Kamu kenapa harus pindah? Kenapa ga
disini aja? Aku gak mau kamu pergi. Ternyata aku sadar selama ini aku lebih
sayang sama kamu dibanding sama syila..”
“Sebenernya aku juga sayang sama kamu
ran. Kamu selalu ada disaat aku lagi sedih, kamu selalu bikin aku seneng, kamu
udah bisa bikin aku ngiklasin kepergian viko, kamu udah bikin sedih aku ilang.
Tapi aku gak bisa. Gimana pun juga kamu pacar sahabt aku. Semuanya gak mungkin
ran.”
Aku mendengar percakapan mereka. Hatiku
sakit, sangat sakit melihat orang yg aku cintai selama ini ternyata mempunyai
perasaan kepada sahabatku sendiri. Begitupun sebaliknya. Tiba-tiba Siska
menyadari keberadaanku ia menghampiriku dan meminta maaf kepadaku. Ia berkata
bahwa ia selama ini memiliki perasaan kepada Randy semenjak Randy sering
menemaninya dirumah sakit waktu itu dan menghilangkan rasa sedihnya selama ini
setelah ditinggal Viko.
"Syil maafin aku. Aku yg
salah" kata Siska.
"Engga! Ini semua aku yg
salah" Sangkal Randy.
"Kamu gak usah minta maaf siska,
kamu gak salah ko. Kamu juga ran, kamu gak salah. Disini gak ada yg salah. Dan
cinta gak pernah salah. Cinta akan menemukan kebahagiaannya sendiri. Randy
maafin aku kalo aku egois udah ngebiarin kamu mendam perasaan ke Siska selama
ini. Maaf aku udah egois terlalu gamau kehilangan kamu. Maaf aku gak bisa jadi
yg sempurna buat kamu ran. Maaf.. Tapi sekarang aku sadar, cinta itu gak bisa
dipaksa. Mulai sekarang aku gakan egois. Aku gak akan paksa kamu untuk terus
sama aku. Aku akan biarin kamu pergi cari kebahagiaan kamu. Ya, kebahagiaan
kamu yg sebenarnya, siska.."
Aku tersenyum dan langsung
beranjak pergi. Air mata memang terus menetes, hati memang sangat sakit. Tapi
sedikitnya aku lega, karena orang yg menjadi sahabatku sejak kecil sudah tidak
sedih lagi. Begitupun orang yg sangat aku
cintai sudah menemukan kebahagiaan yg sebenarnya.
Memang semua ini sakit, tapi aku
yakin ini semua akan cepat berakhir. Aku ingin seperti burung. Yg bisa terbang
bebas. Memang sulit, tapi aku akan terus berusaha terbang walaupun sebagian
sayapku telah patah karena sebuah kisah yg tak pernah aku ingini. Dan aku yakin
suatu hari nanti sayapku yg telah patah ini akan kembali utuh dan bisa membawaku kembali
terbang untuk mencari sebuah kisah yg baru..