Senin, 11 Maret 2013

Meja Makan Kakek

Meja makan Kakek
Ada seorang kakek yg hidup bersama dengan anaknya, menantu perempuan dan seorang cucu yg berumur 4 tahun. Tangan-tangan kakek itu gemetaran, pandangan matanya sudah kabur dan langkah-langkah kakinya sudah tidak mantap lagi.Keluarga itu selalu makan bersama tiap malam.Namun karena tangan-tangan kakek yg sudah tua itu gemetaran ditambah pengelihatannya yg sudah kabur membuat ia kesukaran saat makan.Seringkali makanannya jatuh dari sendoknya dan mengotori lantai.Bila ia mengangkat gelasnya untuk minum, ia menumpahkan susu di atas taplak meja.

Anak dan menantunya sangat kesal dengan tingkah sang kakek yang selalu membuat kotor.
”Kita harus melakukan sesuatu untuk papa”, kata anaknya.
”Aku sudah capai melihat susu yg selalu ditumpahkan, cara makan yg tidak tenang dan makanan yg tercecer di lantai.”
Maka, suami istri itu lalu menempatkan sebuah meja kecil di pojok ruangan.Di tempat itu kakek makan sendirian dan yg lain makan di meja makan bersama-sama.

Oleh karena kakek sudah beberapa kali memecahkan piring dan gelas, kini makanan kakek disajikan dalam mangkok dari kayu.Ketika yg lain melirik kearah kakek yg makan sendirian, kadang-kadang mereka melihat kakek sedang mengusap air matanya sembari duduk sendirian.

Sang cucu mengamati semua itu dalam keheningan. Pada suatu malam, ayahnya mengamati bahwa anaknya sedang bermain dengan sisa potongan kayu di lantai. Ia bertanya pada anaknya,
”Apa yg sedang kamu kerjakan nak?”.
Anaknya menjawab,”O, aku sedang membuat mangkok kecil untuk makan ayah dan ibu bila aku sudah dewasa.”
Anak itu terus melanjutkan pekerjaanya.

Kata-kata anak itu demikian hebat menyentuh kedua orang tuanya, sehingga membuat mereka terdiam.
Kemudian air mata mulai menggenangi kedua matanya.Walau tak ada sepatah kata yg diucapkan, mereka mengerti apa yg harus dilakukan. Pada malam itu, anak lelakinya memegang dan menggandeng tangan sang kakek ke meja makan untuk kembali makan bersama.Dan entah dengan alasan apa, suami istri itu tak lagi peduli dengan susu yang tumpah di taplak meja.

Seringkali anak-anak lebih berperasaaan dan mengerti. Mata mereka mengamati, telinga mereka mendengar dan pikiran mereka selalu memproses apa yg mereka serap.Bila mereka melihat kita membangun keluarga yg harmonis dan damai, mereka akan meniru sikap itu di masa depannya tanpa mereka sadari.Biarlah kita menjadi pembangun-pembangun generasi yg lebih baik.

Ingatlah selalu,”Apa yg terjadi, akan terjadi kembali!” Namun, memperlakukan orang lain, seperti anda memperlakukan diri sendiri akan memberikan kepada anda lebih banyak cinta kasih daripada tidak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar